TUNTUNAN SHALAT IED (FIQIH DUA HARI RAYA)

>> Rabu, 18 Agustus 2010

Berikut ini beberapa nukilan yang di sarikan dari kitab Zaadul Maaad, jilid 1 hal 441-449 karya Al-Imam Ibnul Qayyim-Rahimahullah dengan tahqiq, takhrij dan taliq Syuaib dan Abdul Qadir Al-Arnauth hafidhahumallah dan beberapa kitab lain, yang kesemuanya adalah berdasarkan riwayat-riwayat sahih dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam.

Disyariatkan untuk banyak-banyak bertakbir pada dua hari raya, yaitu pada Iedul Fitri semenjak Matahari terbenam malam Ied sampai pelaksanaan shalat Ied, adapun pada Iedul Adlha semenjak pagi hari Arafah setelah shalat subuh (9 Dzul Hijjah) sampai shalat Ashar akhir hari Tasyriq (13 Dzul Hijjah).

Membayarkan zakat fitrah sebelum shalat Iedul Fitri atau boleh dimajukan dua hari sebelumnya berupa makanan pokok (beras, dll) sebanyak satu Shaa (2,5 Kg) untuk di bagikan kepada para fakir dan miskin.


Ummu Athiyyah radhiallahu anha berkata: Kami diperintahkan mengajak keluar gadis-gadis dan wanita-wanita haid pada kedua hari raya untuk menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum muslimin, wanita-wanita yang haid itu terpisah dari tempat shalat. (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam selalu melaksanakan shalat Ied di mushalla, yaitu tanah lapang yang terletak di sebelah utara pintu masuk kota Madinah, dan beliau Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam selalu melaksanakan shalat dua hari raya (Iedul Fitri dan Iedul Adlha) di mushalla (tanah lapang).

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam selalu mengenakan pakaian terbaik dan terindah yang dimilikinya untuk shalat dua hari raya dan juga shalat Jumat.


Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam selalu memakan kurma beberapa butir dengan hitungan ganjil (1,3,5 dst) sebelum keluar menuju shalat Iedul Fitri, adapun Iedul Adlha beliau Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam tidak memakan apapun sehingga pulang dari shalat Ied lalu memakan daging kurbannya.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam selalu mandi untuk shalat dua hari raya dan hal ini juga di lakukan oleh para sahabatnya termasuk Ibnu Umar Radhiallahu Anhuma .

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam keluar ke tempat shalat dengan berjalan kaki sambil membawa tombak untuk di jadikan sebagai sutrah (pembatas shalat), karena di tanah lapang tidak ada sutrah (pembatas shalatnya).

Beliau Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam melakukan shalat Ied apabila matahari telah terbit dan tanpa di sertai adzan maupun iqamah, juga tanpa seruan Ash-Sholatu Jamiah, yang sunnah adalah langsung shalat tanpa melakukan itu semua.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam melaksanakan shalat dulu sebelum khotbah, beliau shalat dua rakaat dengan tujuh takbir pada rakaat pertama dan lima takbir pada rakaat kedua. Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah beliau membaca surat Qoof dan pada rakaat kedua setelah Al-Fatihah beliau membaca surat Al-Qomar dan terkadang beliau Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam membaca surat Al-Ala pada rakaat pertama dan Al-Ghosyiah pada rakaat kedua setelah membaca Al-Fatihah.

Setelah selesai shalat beliau Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam menghadap manusia yang masih berada di shaf-shaf mereka lalu memberikan khotbah yang berisi nasehat, perintah dan larangan atau yang lainnya.

Beliau Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam juga mendatangi para wanita untuk memberikan nasehatnya kepada mereka.

Beliau Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam membuka khotbahnya dengan memuji Allah Taala dan memberikan keringanan kepada para sahabatnya untuk mendengarkan khotbah atau langsung pulang setelah shalat Ied tanpa mendengarkan khotbah.

Beliau Shallallahu Alaihi Wa Ala Alihi Wa Sallam selalu menyelisihi jalan ketika berangkat dan pulang dari shalat Ied agar tampak syiar Islam di segala penjuru dan untuk memberikan salam kepada semua penduduk dll.

0 komentar:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP