Adab Thalibul Ilmi Terhadap Gurunya

>> Kamis, 21 Mei 2009

Menjaga kehormatan Guru adalah tanda keberhasilan, kesuksesan serta engkau akan bisa mendapatkan ilmu dan taufiq. Jadikan gurumu adalah orang yang engkau hormati, hargai dan muliakan. Berlakulah sopan santun terhadapnya saat duduk bersamanya, berbicara dengannya, saat bertanya dan mendengar pelajaran. Jangan banyak berdebat ketika berbicara dengannya, jangan memotong pembicaraannya baik di tengah-tengah pelajaran maupun lainnya, jangan bersikeras untuk bisa mendapatkan jawaban darinya.

Jangan memanggilnya hanya dengan namanya saja, namun katakan: ”Wahai guru saya,” atau “wahai guru kami”. Jangan panggil dengan mengatakan: “Kamu”, juga jangan memanggilnya dari jarak jauh kecuali jika terpaksa.

Selalulah bersikap hormat pada majelis ilmu dan tampakkanlah kegembiraan dengannya dan bahwa engkau bisa mengambil faedah darinya saat belajar. Contohlah akhlaknya dan amalkan ilmu yang diajarkannya.


Dan jika engkau mengetahui kesalahan atau kebimbangan gurumu, jangan jadikan itu alasan untuk meremehkannya, karena itulah yang akan menjadi sebab engkau tidak akan memperoleh ilmu, dan siapakah orangnya yang tidak pernah salah ?. Hendaklah engkau membela gurumu apabila ada orang yang melecehkan dan berusaha menjatuhkannya.

Hati-hati jangan sampai membuat gusar gurumu, hindari perang urat saraf dengannya, dalam artian jangan menguji kemampuan ilmiyyah maupun ketabahan gurumu.

Dan jika engkau ingin pindah belajar pada guru lain, maka mintalah izin kepadanya, karena sikap ini lebih menunjukkan bahwa engkau menghormatinya, serta lebih bisa membuatnya mencintai dan menyayangimu.

Ini adalah sekelumit daripada adab tholibul ilmi dan masih banyak lagi adab sopan santun lainnya yang bisa diketahui secara fithrah oleh orang yang diberi taufiq oleh Allah Ta’ala untuk bisa menjaga kehormatan gurunya yang merupakan “ayah dalam beragama”.

Dan ketahuilah bahwa dengan kadar engkau menjaga kehormatan gurumu, maka engkau akan mendapatkan kesuksesan dan keberhasilan, sebaliknya kalau engkau meremehkannya, maka itu tanda kegagalan….

Adapun kitab yang membahas tentang masalah ini adalah sangat banyak, diantaranya:
- Tadzkiratus Sami’ Wal Mutakallim, karya Ibnu Juma’ah
- Jami’ Bayanil Ilmi Wa Fadhlih, karya Ibnu Abdil Barr
- Bagian pertama dari Al-Majmu’ Syarh Muhadzdzab, karya Imam Nawawi
- Hilyah Thalibil Ilmi, karya Syaikh Bakr bin Abdillah Abu Zaid (telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia)
- Kitab Al-Ilmi, karya Syaikhuna Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin (telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia) dll…

Semoga Bermanfaat

0 komentar:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP