Evaluasi Pengalaman Belajar

>> Rabu, 13 Mei 2009

Ketika kita sudah memilih dan merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan memilih dan mengorganisir pengalaman belajar, sepertinya kita sudah menyelesaikan analisa kita dari pengembangan kurikulum. Namun semuanya itu belum lengkap jika kita belum melaksanakan tujuan evaluasi. Tujuan evaluasi adalah juga suatu kegiatan yang penting dalam pengembangan kurikulum.

Tujuan Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan kurikulum bertujuan untuk mengukur seberapa jauh penerapan kurikulum berstandar nasional dipakai sebagai pedoman pengembangan dan pelaksanaan kurikulum di daerah/sekolah, sehingga pelaksanaan kurikulum dapat dimengerti, dipahami, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan dianalisa oleh peserta didik. Evaluasi dilakukan pada setiap tahapan pelaksanaan pengembangan kurikulum sebagai upaya untuk mengkaji ulang pelaksanaan kurikulum pada setiap jenjang pendidikan.
Evaluasi untuk program pelaksanaan pengembangan kurikulum di daerah memerlukan indikator keberhasilan sebagai tolak ukur pencapaian pelaksanaan kurikulum. Indikator keberhasilan kurikulum mencakup:
1. Indikator keberhasilan sosialisasi kurikulum
2. Indikator keberhasilan penyusunan silabus
3. Indikator keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester
4. Indikator keberhasilan penyusunan rencana pembelajaran
5. Indikator keberhasilan penyusunan bahan ajar
6. Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar
Tahapan Evaluasi
Evaluasi pelaksanaan kurikulum dilakukan oleh tim ahli dari tingkat pusat, propinsi, dan daerah/kabupaten. Evaluasi ini dilakukan pada setiap tahap pelaksanaan untuk memperbaiki program pengembangan kurikulum terhadap keberhasilan sosialisasi kurikulum berstandar nasional, keberhasilan penyusunan silabus, Evaluasi Kurikulum.
Keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester, keberhasilan penyusunan rencana pengajaran dan bahan ajar, serta keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Evaluasi menggunakan indikator keberhasilan pelaksanaan pengembangan kurikulum di daerah/sekolah dan selain itu evaluasi juga dapat dilakukan melalui pentahapan, mulai dari tahun pertama hingga tahun terakhir pelaksanaan kurikulum berstandar nasional
Evaluasi pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan penilaian dalam penerapan kurikulum berstandar nasional yang dikembangkan atau disusun berdasarkan kemampuan daerah/sekolah, potensi daerah, dengan kekhasan/cirikhas daerah/sekolah. Prinsip penilaian pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan daerah masing-masing adalah penilaian terhadap relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, kepraktisan, dan evektifitasnya
Evaluasi pelaksanaan kurikulum tidak hanya mengevaluasi hasil belajar peserta didik dan proses pembelajarannya, tetapi juga rancangan dan pelaksanaan kurikulum, kemampuan, sarana dan prasarana, serta sumber belajarnya.
Hasil evaluasi pelaksanaan kurikulum dapat digunakan oleh pengambil keputusan untuk menentukan kebijakan pendidikan pada tingkat pusat,daerah dan sekolah untuk memperbaiki kekurangan yang ada dan meningkatkan hasil yang lebih optimal. Hasil tersebut dapat juga digunakan oleh Kepala Sekolah, Guru, dan pelaksanaan pendidikan di daerah dalam memahami dan membantu meningkatkan kemampuan siswa, memilih bahan pelajaran, memilih metode, dan perangkat
Konsep Dasar Evaluasi
Menurut Worthen & Sanders (1973) evaluasi diartikan sebagai penentuan nilai atas sesuatu/hal meliputi informasi yang diperoleh yang digunakan untuk memutuskan nilai dari suatu program, produk, prosedur atau tujuan dan kegunaan yang potensial tentang pendekatan alternatif yang didesain untuk mencapai sasaran hasil tertentu.
Sementara itu Hendersen & Gornik (2007) merumuskan evaluasi sebagai aktivitas untuk menilai kebaikan, nilai, atau signifikansi dari beberapa tindakan manusia seperti kebijakan, program atau proyek. Program pengembangan yang sukses tidak akan dapat terjadi tanpa beberapa bentuk evaluasi.
Proses evaluasi intinya adalah proses menentukan pada tingkat apa tujuan-tujuan pendidikan adalah benar-benar disadari oleh program dari kurikulum dan pengajaran. Konsep evaluasi ini memiliki dua aspek penting. Pertama, evaluasi harus menilai perilaku siswa. Kedua, evaluasi harus melibatkan lebih dari satu penilaian dalam satu waktu. Pada dasarnya kita tidak dapat menilai suatu program pembelajaran dengan mengetes siswa hanya pada akhir suatu program. Tanpa mengetahui bagaimana keberadaan siswa di awal program, mustahil untuk mengatakan seberapa jauh perubahan telah terjadi. (Tyler, 1973)
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan. Tiap kegiatan akan memberikan umpan balik, demikian juga dalam pencapaian tujuan-tujuan belajar dan proses pelaksanaan pembelajaran. Umpan balik tersebut digunakan untuk mengadakan berbagai usaha penyempurnaan baik bagi penentuan dan perumusan tujuan pembelajaran, penentuan satuan bahan ajar, strategi, dan media pembelajaran.
Prosedur Evaluasi
Proses evaluasi dimulai dengan tujuan-tujuan dari program pendidikan. Ketika tujuannya untuk melihat seberapa jauh tujuan-tujuan ini secara aktual disadari, maka sangat perlu untuk memiliki prosedur evaluasi yang akan memberikan bukti mengenai masing-masing bentuk perilaku yang ditunjukkan oleh tiap-tiap tujuan pendidikan.
Adapun prosedur evaluasi adalah sebagai berikut:
1. Gambarkan tujuan dengan jelas.
2. Gambarkan situasi yang mana akan memberi siswa kesempatan untuk mengekspresikan perilaku yang tersirat oleh tujuan pendidikan.
3. Uji instrument evaluasi yang tersedia.
4. Bangun suatu instrument evaluasi untuk tujuan tertentu.
5. Tentukan dalam situasi yang tertentu digunakan untuk mendapatkan bukti tentang perilaku siswa.
6. Rencanakan cara untuk mendapatkan rekaman atas perilaku siswa dalam situasi tes ini.
Evaluasi Hasil Pembelajaran
Dalam evaluasi pembelajaran disusun butir-butir soal untuk mengukur pencapaian tiap tujuan khusus yang telah ditentukan. Menurut lingkup dan jangka waktu belajar dibedakan antara evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
• Evaluasi formatif, ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan belajar dalam jangka waktu yang relatif pendek. Tujuan utama dari evaluasi ini sebenarnya adalah untuk menilai proses pengajaran. Hasil evaluasi ini digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan membantu mengatasi kesulitan-kesulitan siswa.
• Evaluasi sumatif, ditujukan untuk menilai penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan yang lebih luas, sebagai hasil usaha belajar dalam jangka waktu yang cukup lama, satu semester, satu tahun, atau selama jenjang pendidikan.
(Sukamadinata, 2007)
Untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan yang telah ditentukan atau bahan yang telah diajarkan ada dua macam norma yang digunakan yaitu norm referenced dan criterion referenced.
• Norm referenced, dalam hal ini tidak ada suatu criteria sebagai standar, penguasaan siswa dibandingkan dengan tingkat penguasaan kawan-kawannya satu kelompok (lebih bersifat relative). Dalam pelaksanaannya digunakan pada evaluasi sumatif.
• Criterion referenced, penguasaan siswa yang diukur dengan suatu tes hasil belajar dibandingkan dengan suatu criteria tertentu dengan demikian ada suatu standar. dalam pelaksanaannya digunakan pada evaluasi formatif.
Komponen yang dievaluasi dalam pembelajaran mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
• Aspek Kognitif, hasil yang dicapai dalam aspek kognitif yang ditunjukkan di sekolah oleh performansi murid dalam tes tertulis biasanya dilaksanakan pada suatu kelompok , tetapi tidak selalu, satu kelas. Untuk mengurus tes tulis atau lisan secara individual yang teratur memerlukan waktu yang banyak.
• Aspek Afektif, hasil yang dicapai dalam aspek ini tidak dapat diukur atau dilihat seperti pada asepk kognitif maupun psikomotor. Kebiasaan, nilai dan perasaan dapat dengan sengaja dirahasiakan. kita mencoba untuk mengevaluasi hasil-hasil afektif ketika kita mendorong para siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka, kebiasaan, dan nilai tentang topic yang sedang didiskusikan dalam kelas.
• Aspek psikomotor, idealnya ketrampilan psikomotor harus diuji melalui performansi actual. Tetapi karena keterbatasan waktu dan fasilitas tidak selalu memungkinkan bagi setiap siswa untuk menunjukkan semua ketrampilan mereka.
(Oliva, 1992)

DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar, 2001, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Hendersen, J.G. & Gornik R. 2007. Transformative Curriculum Leadership. Third
Edition. USA: Pearson Education Inc.
Hamalik, Oemar, 1990, Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Oliva, P.F. 1992. Developing The Curriculum. Third Edition. New York:
HarperCollins Publishers.
Sumadinata, N.S. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Tyler, R.W. 1973. Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago: The University of Chicago Press.
Worthen, B.R. & Sanders, J.R. 1973. Educational Evaluation: Theory and Practice. Ohio: Charles A. Jones Publishing Company.

0 komentar:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP